Waktu hari ini

Image Hosting by PictureTrail.com

Panorama Lembah Grenggeng

Indahnya alam pedesaan, sesekali angin menghembus lembut, riak air, gemerisik daun bagaimana kini...

Image Hosting by PictureTrail.com

Panorama Lembah Grenggeng

Biarkan kami menikmati sisa hembusan angin gunung, dinginnya kabut pagi...

Image Hosting by PictureTrail.com

Panorama Lembah Grenggeng

Biarkan kami menghirup aroma asap jerami yang dibakar petani, aroma lumpur sawah desa kami, canda riang anak-anak kami..

Image Hosting by PictureTrail.com

Panorama Lembah Grenggeng

Biarkan peluh keringat dan terik matahari menghiasi telanjang punggung kuat para petani

Image Hosting by PictureTrail.com

Panorama Lembah Grenggeng

Biarkan semangat keceriaan ini hingga nanti...

Berani Kaya

peluang usaha

Jumat, Februari 26, 2010

Gunung Cemara


Desa Wonorejo adalah sebuah desa di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen, mayoritas penduduknya berpenghasilan sebagai petani padi, namun tidak sedikit mereka yang tinggal di daerah bukit "Gunung Cemara" (istilah bagi masyarakat kami untuk menyebutkan nama bukit tersebut ), karena tanah daerah bukit tersebut adalah tanah cukup subur meski sebenarnya bukit tersebut termasuk bukit dengan bebatuan cadas. Masyarakat bukit tersebut biasanya bercocok tanam sayur mayur dan umbi-umbian, dan tanah garapan yang mereka miliki cukup luas. Konon cerita pada jaman penjajahan, banyak nenek moyang mereka memilih menetap di daerah bukit ini, karena mereka menganggap bahwa daerah di sekitar lembah atau dataran yang lebih rendah sering kali mengahadapi ancaman baik itu dari kaum penjajah atau bahkan bangsa sendiri yang punya rencana jahat, maklum pada kurun waktu itu penindasan oleh kaum penjajah sangat membuat masyarakat kita semakin sengsara. Ketimpangan secara ekonomi semakin terlihat, bagi yang mampu dan kaya mereka masih bisa menikmati nasi untuk menghidupi keluarga, sementara bagi sebagian yang lain yang merasa kekurangan saking terpaksanya ada yang nekat menjadi kecu ( maling/ rampok ) hanya sekedar mendapatkan makanan. Singkatnya mereka yang merasa kaya, akan mencari lokasi yang aman dari segala ancaman yang datang, dan akhirnya mereka banyak mencari dan membeli tanah di daerah bukit tersebut. Konon ceritanya pula tanah di daerah bukit harganya relatif lebih mahal dari pada di dataran rendah seperti daerah sepanjang jalan raya dan pasar, seperti pasar karanganyar dan pasar gombong yang terletak tidak jauh dari desa kami. Karena politik bangsa penjajah pada waktu itu memiliki trik-trik khusus agar dapat mengawasi ruang gerak para penduduk baik itu pribumi dan warga keturunan, maka untuk warga keturunanpun seolah diijinkan tinggal pada suatu kawasan tertentu. Apalagi bagi masyarakat keturunan pada waktu itu seolah hanyalah sebagai pendatang, yang notabene ingin mengikuti aturan yang telah dibuat, dan berupaya tidak membuat konfrontasi dengan penjajah.Dan akhirnya para warga keturunan Tiong Hoa tersebut diijinkan tinggal di daerah yang lebih dekat dengan jalan raya. Bagi warga keturunan adalah sebuah kesempatan mengingat latar belakang mereka adalah berdagang, sehingga tempat yang mereka tempati sangat strategis untuk melakukan transaksi dan perjalanan guna kelancaran bisnisnya.Akhirnya banyak warga keturunan yang menempati area sepanjang jalan raya, mengingat banyak sekali lahan atau tanah garapan pribumi yang ditinggal begitu saja oleh pemiliknya, karena pemiliknya telah menetap di daerah yang lebih aman. Namun saat ini tanah di daerah dataran rendah apalagi yang terdapat di samping kiri dan kanan Jalan Raya Jakarta Jogja sungguh luar biasa mahalnya dibandingkan dengan harga tanah di daerah bukit.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More